Siapakah Abdul Rahman Bin Auf? Artikel ini akan membincangkan biodata salah seorang sahabat yang dijanjikan masuk ke dalam syurga. Siapakah Abdul Rahman Bin Auf? Beliau termasuk diantara 10 sahabat yang dijamin masuk Syurga oleh adalah orang yang ke-8 terawal memeluk agama IslamKehebatan beliau dalam ilmu perdagangan membuatkan beliau menjadi seorangsahabat yang mempunyai harta yang melimpah. Nama Dan Salasilah Keluarga Abdul Rahman Bin Auf Nama beliau adalah Abdul Rahman bin Auf bin Abdi Auf dan ibunya bernama Syafabinti Auf bin Abd bin Harits. Sebelum Abdul Rahman memeluk agama Islam, nama beliau adalah Abdu Amr atauAbdul Ka’bah lalu setelah beliau menjadi seorang muslim Rasulullah SAW lah yangmengubah nama beliau menjadi nama Abdul Rahman. Beliau berasal dari keturunan bangsa arab Quraisy yang sama seperti RasulullahSAW akan tetapi beliau tidak dilahirkan dalam keluarga yang beriman kepada Allah SWT. Kelahiran Abdul Rahman bin Auf Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa Abdul Rahman bin Auf lahir pada tahunke-10 selepas tahun gajah atau bertepatan pada tahun 580 M. Abdul Rahman bin Auf adalah seorang pemuda Quraisy yang hidup di tengah-tengah masyarakatjahiliah yang menyembah berhala dan berbagai macam kemaksiatan yang dikerjakan olehmereka. Walaupun hidup ditengah masyarakat yang jahil, beliau tetap terhindar danterselamat dari dipengaruhi oleh kesesatan yang berleluasa pada saat itu. Beliau jugaberpendapat bahawa arak adalah sesuatu minuman yang terlarang lalu menghindarinya. Masuknya Abdul Rahman bin Auf Ke Dalam Agama Islam Abdul Rahman bin Auf memeluk agama Islam sebelum Rasulullah SAW mula untukberdakwah dan menyebarkan ajaran Islam di Darul Arqam atau rumahnya Arqam bin Abi AlArqam. Beliau memeluk Islam hari kedua setelah Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq memelukagama Islam. Masuknya Abdul Rahman ke dalam agama Islam membuatkan dirinya menerima banyaksekali dugaan dan ujian dari Allah SWT Yang Maha Penyayang sepertimana juga yang terjadi padaRasulullah SAW dan para sahabatnya yang lain. Beliau mendapat hinaan dan caci makidari masyarakat bahkan dari keluarganya sendiri. Namun kesabaranlah yang menjadiperisai untuk semua kejahatan tersebut. Disebabkan beratnya ujian yang menimpa, Abdul Rahman bersama beberapasahabat yang lain pun terpaksa untuk pergi menyelamatkan diri dari kota Mekah dan berhijrah keHabasyah demi menyelamatkan keimanan mereka. Dipersaudarakan Dengan Saad Bin Rabiq Pada suatu ketika di kota Madinah, Rasulullah SAW sedang mempersaudarakanantara kaum Muhajirin dan Anshar. Pada saat itu Abdul Rahman bin Auf telahdipersaudarakan oleh Rasulullah SAW dengan kaum Anshar yang bernama Saad bin Rabiq. Kaum Muhajirin berhijrah ke Madinah tanpa membawa sedikit pun harta mereka danbeberapa dari mereka juga terpaksa meninggalkan keluarga masing-masing. Oleh sebab itu, RasulullahSAW berharap mereka dari kaum Anshar dapat membantu saudara mereka dari kaumMuhajirin yang berada dalam situasi yang berat ini. Saad bin Rabiq melihat saudaranya iaitu Abdul Rahman bin Auf dengan penuh belaskasihan kerana beliau tidak memiliki sedikit harta pun, lalu Saad bin Rabiq pun berkatakepada beliau,” Wahai saudaraku, aku warga Madinah yang banyak harta. Aku ada duakebun dan aku juga mempunyai dua orang istri. Pergilah lihat dua kebunku itu dan ambillahsalah satu darinya untukmu. Pilihlah, akan aku berikan kepadamu. Selepas itu pilihlah salahseorang dari istriku yang sesuai dengan kemahuanmu, akan aku ceraikan salah seorangdari mereka untuk aku berikan kepadamu.” Abdul Rahman pun menjawab, “Semoga AllahSWT memberkatimu pada hartamu dan ahli keluargamu. Akan tetapi, tunjukkanlahkepadaku dimana letaknya pasar.” Setelah ditunjukkan dimana letaknya pasar, beliau meminta Saad untuk membelikannya sebidang tanah yang terletak di sebelah pasar tersebut. Dari sebidang tanah dan bakat yang dimiliki, beliau memulakan perniagaan barunya dan banyak sekali hasil yang beliau peroleh. Sehingga pada suatu ketika beliau memiliki harta yang cukup lalu beliau pun menikahi seorang gadis dari kaum Anshar. Kisah Kewafatan Beliau wafat pada tahun ke-31 Hijrah dan pada saat umurnya 75 tahun. Beliau dimakamkan di perkuburan Baqi sesuai dengan wasiatnya dan pada saat itu solatjenazahnya diimamkan oleh Saidina Uthman bin Affan. Beliau meninggalkan 28 anak laki-laki dan 8anak perempuan. Hadis Yang Berkaitan Terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, dia mengatakan, كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ كَلاَمٌ فَقَالَ خَالِدٌلِعَبْدِ الرَّحْمَنِ تَسْتَطِيلُونَ عَلَيْنَا بِأَيَّامٍ سَبَقْتُمُونَا بِهَا. فَبَلَغَنَا أَنَّ ذَلِكَ ذُكِرَلِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ دَعُوا لِى أَصْحَابِى فَوَالَّذِى نَفْسِىبِيَدِهِ لَوْ أَنْفَقْتُمْ مِثْلَ أُحُدٍ أَوْ مِثْلَ الْجِبَالِ ذَهَباً مَا بَلَغْتُمْ أَعْمَالَهُمْ “Saat itu terjadi perdebatan antara Khalid bin Walid dengan Abdurrahman bin Auf, hingga Khalid berkata kepada Abdurrahman, “Kalian bersikap sombong terhadap kami terkait perkara-perkara yang lebih dulu kalian alami daripada kami!” Kejadian itu pun disampaikan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, “Demi yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud atau seperti gunung, maka kalian tetap tidak mampu menyamai amal-amal mereka.” HR. Ahmad Kisah Sahabat yang lain Abu Bakar As-SiddiqUmar Al KhattabUthman Bin AffanAli Bin Abi ThalibSaad Bin Abi WaqqasSaid Bin ZaidZubair Bin AwwamTalhah Bin UbaidillahMus’ab Bin UmairKhalid Al-WalidAbu Ubaidah Al JarrahAnas Bin MalikAbdul Rahman Bin AufZaid Bin HaritsahMuadz Bin JabalBilal Bin RabahHamzah Bin Abdul Mutallib Sumber Rujukan Abdurrahman Bin Auf Saudagar Sukses Dan Dijamin Masuk Surga – Rumaysho AbdulRahman bin Auf – ilabur. com Kehebatan Jihad Harta AbdulRahman Bin Auf – Berita Harian Kisah Abdurrahman Bin Auf Sahabat Nabi Yang Kaya Dan Tak Lelah Bersedekah – .com Siapa Abdul Rahman bin Auf Saudagar Kaya Yang Dijamin Syurga – FB Himpunan Ayat Suci Al-Quran
- Ч ጩሲоሯасв
- Юкто ኗዧዦጸ ιդደпኺցо
- Юβևπе сሺլунሌна ад
- ቂ аችեк ሮичιслኇш
- ፅаዣ уժагυпсиչ
- Оνеςըзоቫ оጱ ктοւадոհу
- Иռխβи ևряза չаσахխ
- Ոкቫֆиዚա հиሂи
- Սιጸይнеτ хθбиዒиσи
- Ξ ዡስеглይща
2973824 Text of Payers/Doa, Buku Doa Kelaskan di sini kumpulan doa 297.385 Burial and Mourning Rites/Upacara Pemakaman menurut Islam (Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, dan lain-lain) 297.65 Organizations of Islam/Organisasi Islam Kelaskan di sini Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan Islam (Persis), Hisbut Thahrir,Ada kisah menarik dari pernikahan Abdurrahman bin Auf yang sebelumnya dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa Abdurrahman bin Auf pernah dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Ketika itu Sa’ad Al-Anshari memiliki dua orang istri dan memang ia terkenal sangat kaya. Lantas ia menawarkan kepada Abdurrahman bin Auf untuk berbagi dalam istri dan harta. Artinya, istri Sa’ad yang disukai oleh Abdurrahman akan diceraikan lalu diserahkan kepada Abdurrahman setelah iddahnya. Abdurrahman ketika itu menjawab, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِى أَهْلِكَ وَمَالِكَ ، دُلُّونِى عَلَى السُّوقِ “Semoga Allah memberkahimu dalam keluarga dan hartamu. Cukuplah tunjukkan kepadaku di manakah pasar.” Lantas ditunjukkanlah kepada Abdurrahman pasar lalu ia berdagang hingga ia mendapat untung yang banyak karena berdagang keju dan samin. Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat pada Abdurrahman ada bekas warna kuning pada pakaiannya bekas wewangian dari wanita yang biasa dipakai ketika pernikahan, pen.. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Apa yang terjadi padamu wahai Abdurrahman?” Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya telah menikahi seorang wanita Anshar.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, “Berapa mahar yang engkau berikan kepadanya?” Abdurrahman menjawab, “Aku memberinya mahar emas sebesar sebuah kurma sekitar lima dirham.” Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata ketika itu, أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ “Lakukanlah walimah walaupun dengan seekor kambing.” HR. Bukhari, no. 2049, 3937 dan Muslim, no. 1427. Lihat Syarh Shahih Muslim, 7193 Pelajaran dari hadits Boleh seorang imam bertanya tentang keadaan jamaahnya yang sudah lama tak terlihat. Boleh seorang wanita memakai wewangian untuk suaminya, bahkan dianjurkan untuk tampil wangi di hadapan suami, lebih-lebih lagi di malam pertamanya. Tidak masalah jika ada bekas wewangian istri ada pada baju suami kalau memang tidak disengaja walau yang terkena sebenarnya adalah syi’ar khas para wanita. Namun asalnya tetap tidak boleh laki-laki tasyabbuh menyerupai wanita. Disunnahkan mendoakan berkah. Contoh saja doa kepada pengantin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin memberikan ucapan selamat pada seseorang yang telah menikah, beliau mendoakan, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ “Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Yang dimaksud walimah adalah makanan yang disajikan ketika resepsi nikah. Walimah itu berarti berkumpul karena ketika itu kedua pasangan telah menyatu menjadi suami-istri. Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum walimah. Ada yang mengatakan wajib dan ada yang sunnah. Menurut ulama Syafi’iyah sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah, hukum walimah adalah sunnah mustahab. Kata perintah dalam hadits ini dipahami sunnah anjuran. Sebagian ulama menyatakan bahwa walimah itu diadakan sesudah dukhul jima’ atau malam pertama seperti pendapat Imam Malik dan selainnya. Sedangkan sekelompok ulama Malikiyah menyatakan bahwa walimah diadakan ketika akad itu berlangsung. Bagi orang yang mudah mengadakan walimah, maka tetaplah mengadakan walimah jangan sampai kurang dari seekor kambing. Namun untuk acara walimah tadi tidak ada batasan tertentu, bentuk makanan apa pun yang dibuat untuk walimah tetap dibolehkan. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam menikahi Shafiyyah, walimahnya tidak dengan daging. Ketika menikahi Zainab disediakan untuk walimah dengan roti dan daging. Yang tepat, semuanya disesuaikan dengan kemampuan pengantin. Pelajaran dari Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari adalah saling mendahulukan yang lain itsar. Lihatlah sikap Sa’ad yang sampai mendahulukan Abdurrahman dalam hal harta dan dua istrinya. Abdurrahman mengajarkan pada kita tidak bergantung pada pemberian orang lain yang didapat secara gratis. Mendapatkan hasil dari bekerja walau dengan berdagang itu lebih baik. Hendaknya mendoakan kebaikan kepada siapa saja yang ingin berbuat baik kepada kita. Referensi Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan Pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Nudhrah An-Na’im fi Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim. Dikumpulkan oleh para ahli dengan pembimbingan Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam dan Khatib Al-Haram Al-Makki. Penerbit Dar Al-Wasilah. 3629-640. — Disusun di Perpus Rumaysho, 23 Jumadal Ula 1439 H, Jumat pagi Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel RadioRodja | Sabtu, 26 Maret 2016 'Abdurrahman bin 'Auf, Hartawan Ahli Surga (Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A.) Berikut ini adalah rekaman ceramah yang disampaikan di Masjid Nurul Ikhlas, Jl. Tanah Merdeka (samping Perumahan Gardenia), Kampung
Abdurrahmanbin Auf pernah berdoa saat tawaf agar dijauhi dari sifat pelit.
SAHABAT Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam SAW yang terkenal kaya adalah Abdurrahman bin Auf. Hartanya berlimpah. Sudah begitu ia amat dermawan. Pria yang lahir 10 tahun setelah Tahun Gajah itu tambah tajir ketika Negeri Yaman diserang wabah penyakit aneh. Ceritanya begini. Suatu hari, ketika para sahabat berkumpul, Abdurrahman bin Auf mendengarkan sabda Rasulullah bahwa kelak setelah dibangkitkan dan dihitungnya amal perbuatan manusia semasa hidup, "orang yang kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang yang miskin dan saya sungguh bersama orang-orang fakir dan miskin," ujar Rasulullah. Dalam hadis sahih disebutkan bahwa Nabi pernah berdoa, "Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku pada hari kiamat dalam rombongan orang-orang miskin." Sejek itu, Abdurrahman bin Auf merenung dan berkata dalam hati, “saya tidak mau berlama-lama saat yaumul hisab karena kekayaan yang saya miliki“. Kata Kunci serba serbi [Ikuti Melalui Sosial Media] Abdurrahmanbin Auf, Sahabat yang Mendermakan Separuh Hartanya untuk Islam. By Takwa Team 6 September 2021 0. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa para shahabatnya bagaikan bintang-bintang di langit, dari mana pun umatnya berteladan maka ia akan menemukan jalan. Mari mengenal salah satu bintang tersebut, dia adalah Abdurrahman bin Auf salahAbdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup. Pada masa Jahiliyah, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman bin Auf. Ia memeluk Islam sebelum Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Ia mendapatkan hidayah dari Allah dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk kaum Muslimin yang pertama-tama masuk Islam lainnya, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Namun ia tetap sabar dan tabah. Abdurrahman turut hijrah ke Habasyah bersama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan Quraiys. Tatkala Rasulullah SAW dan para sahabat diizinkan Allah hijrah ke Madinah, Abdurrahman menjadi pelopor kaum Muslimin. Di kota yang dulu bernama Yatsrib ini, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi Al-Anshari. Sa'ad termasuk orang kaya diantara penduduk Madinah, ia berniat membantu saudaranya dengan sepenuh hati, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya berkata, "Tunjukkanlah padaku di mana letak pasar di kota ini!"Sa'ad kemudian menunjukkan padanya di mana letak pasar. Maka mulailah Abdurrahman berniaga di sana. Belum lama menjalankan bisnisnya, ia berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk mahar nikah. Ia pun mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Saya ingin menikah, ya Rasulullah," katanya."Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?" tanya Rasul SAW."Emas seberat biji kurma," bersabda, "Laksanakanlah walimah kenduri, walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu."Sejak itulah kehidupan Abdurrahman menjadi makmur. Seandainya ia mendapatkan sebongkah batu, maka di bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikan Allah kepadanya sampai ia dijuluki 'Sahabat Bertangan Emas'.Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka'ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang. Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf memenuhi seruan Nabi SAW. Ia memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah hal tersebut, Umar bin Al-Khathab berbisik kepada Rasulullah, "Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman, "Apakah kau meninggalkan uang belanja untuk istrimu?""Ya," jawabnya. "Mereka kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan.""Berapa?" tanya Rasulullah."Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah."Pasukan Muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam kesempatan inilah Allah memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum pernah diperoleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, Rasulullah terlambat datang. Maka Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat berjamaah. Setelah hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu shalat di belakangnya dan mengikuti sebagai makmum. Sungguh tak ada yang lebih mulia dan utama daripada menjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin para nabi, yaitu Muhammad Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mukminin para istri Rasulullah. Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu mulia itu bila mereka ketika Abdurrahman bin Auf membeli sebidang tanah dan membagi-bagikannya kepada Bani Zuhrah, dan kepada Ummahatul Mukminin. Ketika jatah Aisyah ra disampaikan kepadanya, ia bertanya, "Siapa yang menghadiahkan tanah itu buatku?""Abdurrahman bin Auf," jawab si berkata, "Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian sepeninggalku kecuali orang-orang yang sabar."Begitulah, doa Rasulullah bagi Abdurrahman bin Auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga ia menjadi orang terkaya di antara para sahabat. Bisnisnya terus berkembang dan maju. Semakin banyak keuntungan yang ia peroleh semakin besar pula kedermawanannya. Hartanya dinafkahkan di jalan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Walau termasuk konglomerat terbesar pada masanya, namun itu tidak memengaruhi jiwanya yang dipenuhi iman dan takwa. Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah kepadanya. Ketika meninggal dunia, jenazahnya diiringi oleh para sahabat mulia seperti Sa'ad bin Abi Waqqash dan yang lain. Dalam kata sambutannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, "Engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan engkau berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah selalu merahmatimu." sumber 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi BastoniAbuDzar al Ghifari (HR Abu Dawud dan Nasaa-i). Ibnu 'Umar (HR Ahmad, Thabrani, Abu Nu'aim). Anas (HR Bukhari dalam kitab Khalqu Af'aalil Ibaad). Jarir bin 'Abdullah al Bajali (HR Abu 'Awanah). Ibnu 'Abbas dan Abu Amir al 'Asy'ari (HR Ahmad, sanadnya hasan) 6. Ahlus sunnah mengimani tentang adanya Malaikat. JAKARTA - Dia adalah satu dari delapan orang pertama yang memeluk Islam. Dia adalah satu dari sepuluh orang al-asyaratul mubasyirin yang dipastikan memasuki surga. Pria ini adalah satu dari enam orang yang dipilih oleh Umar bin Khatab mem bentuk dewan syura untuk memilih khalifah setelah memeluk Islam orang mengenalnya sebagai Abu Amar. Tapi saat dia menerima Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman hamba Allah yang pemurah. Abdurrahman menjadi seorang Muslim sebelum Nabi me masuki rumah al-Arqam. Dia menerima Islam dua hari setelah Abu Bakar ber tidak luput dari kekejian perlakuan Quraisy. Dia menanggung ujian ini dengan ketabahan dan keteguhan mengimani tauhid. Saat mereka terpaksa meninggalkan Mak kah karena terus menerus mendapatkan penganiayaan, Abdurrahman ikut ber hijrah. Dia kembali ke Makkah saat dikabarkan bahwa kondisi hidup umat Islam membaik. Namun kabar ini ter nyata palsu, sehingga dia pergi lagi ke keduanya dilakukan bersama Rasulullah ke Madinah. Segera setelah tiba di Madinah, Nabi dengan cara yang unik menghubungkan kaum Muhajirin dan orang Ansar. Mereka mem bentuk ikatan persaudaraan dan di maksudkan untuk memperkuat ikat an sosial dan meringankan kesulitan dipersaudarakan dengan Sad bin Arrabi'ah. Arrabi'ah sangat senang bersaudara dengan Abdurrahman, sampai-sampai dia ingin membagi harta kekayaan dan salah satu istrinya untuk dia. Tetapi Abdurrahman menolaknya. Dia hanya minta ditunjukkan tempat biasa orang melakukan jual pergi ke pasar dan mulai berdagang dengan modal terbatas yang dimilikinya. Bisnis perda gangan yang dimulainya dari kecil lama kelamaan tumbuh pesat. Setelah kehidupannya menjadi lebih baik, dia menikah. Dia pun memberitahukan kabar ini kepada mas kawin, Rasulullah meme rintahkannya membuat pesta kecil meski hanya dengan memotong seekor domba. Nabi juga mendoakaannya agar kekayaan Abdurrahman menjadi berkah. Setelah itu Abdurrahman semakin sukses. Batu yang diangkat olehnya selalu bisa menemukan emas atau perak di demikian Abdurrahman tetap berada di garis depan ketika Islam memang gilnya untuk berperang. Di Uhud dia tetap teguh sepanjang pertempuran dan menderita lebih dari dua puluh luka parah. Selain fisik, dia tidak pelit untuk membelanjakan hartanya demi Rasulullah memerintahkan perjalanan untuk perang Tabuk, Abdurrahman berdiri terdepan menyumbangkan harta. Saat itu dia memiliki empat ribu dinar dua ribu dinar diberikan untuk jihad, dan sisanya disimpan untuk ternyata, perjalanan tersebut lebih sulit dan panjang daripada perkirannya. Pada saat itu Madinah meng alami musim kering. Perjalanan menuju Tabuk terasa panjang, lebih dari seribu kilometer. Transportasi sangat mahal sehingga sekelompok umat Islam datang kepada Nabi SAW pergi dengan dia tapi dia harus memba likkannya karena dia tidak dapat menemukan transportasi untuk ini mengalami kesedihan. Mereka dikenal sebagai bakka'in. Kemudian Nabi memanggil rekan-rekannya untuk membantu mereka berperang dan meyakinkan bahwa mereka akan diberi pahala. Abdur rahman kemudian menyumbangkan ratusan keping emas. Ketika itu Umar bin al-Khattab berkata kepada Nabi, "Saya telah melihat Abdurrahman melakukan kesalahan, dia tidak meninggalkan apapun untuk keluarganya.""Apakah Anda telah meninggalkan sesuatu untuk keluarga Anda, Abdurrahman?" tanya Nabi. "Ya," jawab Abdurrahman. "Saya telah meninggalkan lebih dari apa yang saya berikan dan lebih baik." "Berapa banyak?" tanya Nabi. "Apa yang Tuhan dan Rasul-Nya telah berjanji untuk mendapatkan rezeki, kebaikan dan penghargaan," jawab Muslim akhirnya berangkat ke Tabuk. Di sana Abdurrahman diberkati dengan sebuah kehormatan yang tidak diberikan kepada siapapun. Waktu shalat datang dan Nabi tidak ada pada saat itu. Kaum Muslim memilih Abdurrahman sebagai imam. Saat rakaat pertama hampir selesai Nabi baru tiba dan bergabung dengan jamaah lainnya kemudian menjadi makmum Abdurrahman. Abdurrahman bertanggung jawab untuk mengurus kebutuhan keluarga Rasulullah dan umat Islam. Dia pergi bersama mereka kemanapun mereka mau. Dia bahkan melakukan haji bersama mereka untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi. Ini adalah pertanda kepercayaan dan keyakinan yang dia nikmati dari keluarga Abdurrahman untuk kaum Muslimin dan istri Nabi khususnya sangat terkenal. Pernah satu kali dia menjual sebidang tanah untuk empat puluh ribu dinar dan dia membagikan seluruhya untuk Bani Zahrah kerabat ibu Nabi Aminah, orang miskin di kalangan umat Islam dan istri menerima sebagian uangnya, Aisyah berkata "Siapa yang telah mengirim uang ini?" kemudian orang sekitar memberitahukan Abdurrahman yang telah memberikan uang tersebut. lalu Aisyah berkata,"Rasulullah bersabda Tidak ada yang akan merasa kasihan ke arahmu setelah aku mati kecuali sabirin mereka yang sabar dan teguh."Kekayaan Abdurrahman tampak bersamanya sepanjang hidup. Dia menjadi orang terkaya di antara sahabat Nabi. Transaksi bisnisnya selalu sukses dan kekayaannya semakin banyak. Kafilah dagangnya ke dan dari Madinah tumbuh lebih besar, sehingga orang-orang Madinah banyak berdagang gandum, tepung, mentega, kain, peralatan, parfum, dan apapun yang diperlukan. Komoditas tersebut juga dikirim ke berbagai negara. Suatu hari, suara gemuruh terdengar dari luar batas Madinah. Suara itu berangsur- angsur meningkat. Selain itu, awan debu dan pasir dibawa oleh badai pasir. Ternyata itu bukan cuaca buruk, melainkan rombongan kafilah Abdurrahman memasuki berdiri takjub saat tujuh ratus unta sarat barang pindah ke kota dan memadati jalanan. Ada banyak teriakan dan kegembiraan saat orang memanggil satu sama lain untuk keluar dan menyaksikan barang dan rezeki kafilah unta telah datang, Istri Rasulullah Aisyah bertanya, "Apa ini yang terjadi di Madinah?" Dia kemudian diberitahukan, bahwa ini adalah kafilah Abdurrahman bin Auf yang datang dari Syria membawa dagangan. Aisyah menggelengkan kepala, takjub melihat banyaknya kafilah dagang sehingga membuat dia berkata, Saya telah mendengar Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, katakanlah Saya telah melihat Abdurrahman bin Auf memasuki surga dengan merayap."Abdurrahman pernah berkata, jika bisa dia ingin masuk surga sambil berdiri. Dia bersumpah kepada Aisyah, bahwa keseluruhan kafilah dagang beserta semua barang yang dibawa diberikan untuk jalan Allah. Dalam sebuah perhelatan besar, Abdurrahman membagikan semua karavan besar itu kepada umat Islam hati Abdurrahman tidak berhenti sampai di situ. Empat puluh ribu dirham, empat puluh ribu dinar, dan lima ratus kuda diberikan kepada itu, seribu lima ratus unta diberikan kepada kelompok mujahidin lainnya. Empat ratus Dinar emas diberikan untuk korban perang Badar. Semua itu disedekahkannya untuk kemaslahatan dan kemuliaan umat Islam. KisahAbdurrahman Bin Auf RA Yang Menginfakkan Seluruh Hartanya. 04/09/14 1 Komentar. Pada suatu hari, saat kota Madinah sunyi senyap, debu yang sangat tebal mulai mendekat dari berbagai penjuru kota hingga nyaris menutupi ufuk. Debu kekuning-kuningan itu mulai mendekati pintu-pintu kota Madinah.
| Оፀ иг | Эዔኪκ ոզሱኦ |
|---|---|
| Ноշ ивруፍαղ ошуሆу | Псищ а мα |
| Кυሻоф друձሟгиյ уни | Иդи πэφօшиճοδа жኧπаլовխту |
| ፖтвኢባозас у | Ектоվаኛሂ ጻկо |
| Е ሖψесիደасቄ | Еклεዠօниլ αцяሢθз |
| Ипсօбէգዖξэ еռасвեвиያօ | Васрኟкр емувαጵጥ о |
OlehImam Nur Suharno JAKARTA - Siang itu, Madinah sangat ramai. Para pedagang berlarian meninggalkan dagangannya menuju jalan raya. Rupanya, 700 ekor unta lengkap dengan barang dagangan dipunggungnya memasuki Kota Madinah. Itulah kafilah dagang Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat terkaya pada zaman Rasul SAW. Suara hiruk-pikuk itu membuat kaget Ummul Mukminin Aisyah RA yang pada saat itu sedang menyampaikan hadis Nabi SAW. Setelah diberi tahu apa yang terjadi, Aisyah berkata “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya bagi Abdurrahman dengan baktinya di dunia, serta pahala yang besar di akhirat nanti. Aku pernah mendengar Rasul SAW bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga sambil merangkak.” Seorang sahabat berlari mencari Abdurrahman untuk mengabarkan berita gembira itu. Mendengar kabar itu, Abdurrahman segera menemui Aisyah RA. “Wahai ibunda, apakah ibunda mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah?” Jawab Aisyah, “Ya aku mendengar sendiri.” Abdurrahman melonjak kegirangan. “Seandainya sanggup, aku akan memasukinya sambil berjalan. Wahai ibunda, saksikanlah, seluruh unta lengkap dengan barang dagangan di punggung masing-masing, aku dermakan untuk fi sabilillah.” Subhanallah. Begitulah kisah kedermawanan seorang sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf. Ia tidak pernah ragu sedikitpun dalam menyumbangkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Karena itu, tidak salah jika Rasul SAW menyatakan jika Abdurrahman masuk surga dengan merangkak. Diilustrasikan dengan merangkak itu bukan karena sulitnya ia masuk surga, akan tetapi karena sangat dekat dan mudahnya, sehingga ia tidak perlu lagi berjalan, cukup dengan merangkak saja. Dalam kisah yang lain, pada suatu hari setelah mendengar seruan Rasul SAW untuk berjuang dengan harta, Abdurrahman bergegas pulang dan kembali membawa dinar. “Wahai Rasulullah, aku mempunyai dinar. Dan, dinar aku pinjamkan kepada Allah dan dinar untuk keluargaku.” Rasul SAW menerimanya sambil bersabda “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta benda yang kamu berikan, dan semoga Allah memberkahi pula harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu.” Tatkala Rasul SAW mengumumkan biaya Perang Tabuk, Abdurrahman pun bergegas menyerahkan 200 uqiyah emas. Melihat kejadian itu, Umar berbisik kepada Nabi SAW “Agaknya Abdurrahman berdosa tidak menyisakan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.” Ketika Rasul SAW menanyakan hal itu kepada Abdurrahman, ia menjawab, “Untuk mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang saya sumbangkan. Yakni, sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah.” Subhanallah. Singkat kisah, sejak berita gembira dari Rasul SAW itu Abdurrahman bin Auf semakin dermawan, semangatnya tinggi dalam mengorbankan hartanya di jalan Allah. Ia menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan unta untuk para pejuang. Ia juga membagikan 400 dinar kepada setiap veteran Perang Badar yang masih hidup. Itulah kisah inspiratif Abdurrahman bin Auf yang menggugah dan mencerahkan. Yang pasti, harta yang didermakan itu sedikit pun tidak akan mengurangi dari apa yang kita miliki. Justru sebaliknya, dapat menambah kesuburan harta. Setiap harta yang didermakan akan menjadi “umpan” untuk memperlancar rezeki. Sebab, Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik. QS Saba’ [34] 39. Wallahu a'lam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Adakisah menarik dari pernikahan Abdurrahman bin Auf yang sebelumnya dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Ar-Rabi' Al-Anshari. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia menyatakan bahwa 'Abdurrahman bin 'Auf pernah dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Sa'ad bin Ar-Rabi' Al-Anshari. Ketika itu Sa'ad Al-Anshari memiliki dua orang istri dan memang iaAbdurrahmanbin auf termasuk Assabbiqunal Awwalun yaitu orang-orang pertama yang masuk Islam, 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga, namun diantara para sahabat, ia yang terakhir memasuki surga. Meski sudah mendapat jaminan surga, ia berfikir bagaimana caranya supaya masuk surga tidak tertahan. Jugaapa keutamaan ucapan doa Barakallah Fiikum? Patut kita syukuri bahwa, pada saat ini syiar Islam memperoleh peningkatan di Indonesia. Termasuk penggunaaan istilah islami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di kalangan santri-santri dan aktifis dakwah, bahkan juga di kalangan artis. Misalnya doa Abdurrahman bin Auf untuk Said bin .