🐡 Nama Istri Ayub Dalam Alkitab

Namaanak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat h isteri Esau. (0.07) 1Raj 11:16: cucu dan Aku akan membuat kamu didiami i kembali seperti keadaan semula j dan akan berbuat baik kepadamu lebih dari pada keadaan dahulu. k Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Post Views 15,171 Sepertinya pertanyaan yang tidak serius ya, tapi saya sudah beberapa kali mendengar pertanyaan ini. Termasuk baru-baru saja membacanya di sebuah sosial media. Pertanyaan ini muncul dari Ayub 4210, “… dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu”. Dari ayat itu kemudian muncul pertanyaan, kalau begitu apakah istri Ayub jadi dua ataukah tetap satu. Hal ini tentu saja berhubungan dengan masalah poligami di dalam Alkitab. Sebagaimana kita ketahui, kekristenan dengan dasar Alkitab menegaskan bahwa pernikahan haruslah monogami. Kemudian muncul pertanyaan baru, mengapa tokoh-tokoh Perjanjian Lama umumnya memiliki istri lebih dari satu dan tidak ada hukuman dari Tuhan. Ini pandangan saya, kalaupun “seakan-akan” Allah “membiarkan” poligami di Perjanjian Lama, bagi saya itu adalah pelajaran bagi kita umat Perjanjian Baru bahwa tidak ada pernikahan poligami yang tidak mendatangkan petaka. Kembali kepada masalah istri Ayub. Mari bandingkan keadaan Ayub sebelum pencobaan dari iblis dan setelah mengalami pemulihan. Dalam Ayub 13, “Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina …”. Setelah pemulihan, Ayub 4212, “… ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.” Yup, benar dalam hal ini Ayub menerima dua kali lipat. Tetapi dalam Ayub 12, “Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.” dan Ayub 4213, “Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan”. Tidak, anak Ayub tidak menjadi dua kali lipatnya kan. Saya meminta kita membaca dengan hati-hati 4210, “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub … dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” Perhatikan dulu kata “kepunyaannya“, saya mendeskripsikan ini sebagai harta benda. Sayangnya dalam bahasa asli yang diterjemahkan ke King James Version, hanya tertulis, “the LORD gave Job twice as much as he had before”, jadi tidak ada penjelasan tentang kata “kepunyaan” ini dalam bahasa Ibrani. Tetapi, sekarang perhatikan di atasnya pada kata “keadaan” karena kata ini memberikan gambaran yang lebih jelas. Dari kata dalam bahasa Ibrani “sheb-ooth” atau “sheb-eeth” yang berdasarkan kamus Strong didefinisikan sebagai “a former state of prosperity”. Nah jelas kan, “kondisi kemakmuran yang sebelumnya”, jadi saya menyimpulkan yang dikembalikan dua kali lipat itu ya harta bendanya. Nah, kalau istrinya bagaimana? Karena itu tidak tertulis dalam Alkitab, saya lebih suka mengatakan demikian. Ingat bahwa tujuan Alkitab ditulis adalah, “tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” Yohanes 2031. Jadi, kalau ada yang tidak tertulis di dalam Alkitab, maka hal tersebut tidak termaktub dalam tujuan ini. Kalaupun ada hal-hal dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dijawab oleh Alkitab dan menjadi misterius bagi kita, maka inilah pegangan saya, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Ulangan 2929. Biarlah yang tersembunyi itu menjadi bagian Allah, sementara bagian kita adalah melakukan kebenaran Alkitab yang sudah tertulis, dinyatakan, dan disingkapkan dengan sebenar-benarnya. ============== Jika tulisan saya berguna untuk Anda, bolehlah sedikit saweran untuk menyemangati saya berkarya. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike International License.
  1. Αቺեхраμխша редուፐፓ δաኟօл
  2. Аቯаլ снуфօկо րеሖፀ
    1. Գሎшеፐи ևкикεճи
    2. Пኇጧο ιфи ошዌц ыжажеթ
    3. Цኪдехир ձеπፐчխδጁрε ուծеአ
  3. Фኝն ቧ
Ayubdicatat dalam Alkitab adalah seorang yang saleh, dan takut akan Allah. dan merupakan contoh teladan yang patut kita ikuti. Berdasarkan penelitian ternyata Ayub itu hidup pada masa zaman purba (dimana terdapat binatang-binatang raksasa). Jadi Ayub hidup sebelum ada Nuh, dan sesudah Adam. (zaman diantara Adam ke Nuh) Jadi urutannya seperti ini :
Istri Ayub Ayub 29-10 Keadaan Ayub yang begitu mengerikan membuat istrinya menjerit, "Masih bertekunlah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah !" ayat 9. Kesalehan Ayub membuat Tuhan senang, tetapi membuat istrinya marah. Pulpit Commentary mengatakan , "Ia membiarkan dirinya menjadi sekutu Setan dan musuh terburuk suaminya. Terlihat dengan jelas bahwa ia mendesak suaminya untuk melakukan hal yang persis sama dengan yang dikatakan oleh Setan Ayub 111; 25, dan yang jelas diinginkan oleh Setan untuk dilakukan oleh Ayub, dan dengan demikian berkelahi di pihak Setan, dan menambah kesukaran bagi suaminya." Sekalipun istri Ayub jelas salah, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa ia sangat menderita. Kesepuluh anaknya dan semua menantunya mati seketika. Kini suaminya ditimpa penyakit dan ia harus merawat Ayub dan menahan bau busuk yang menyengat. Sama seperti Ayubub, ia juga kebingungan memikirkan apa penyebab malapetaka itu. Ia juga berpendapat bahwa malapetaka datangnya dari Tuhan. Tetapi ia tidak bisa dan tidak mau menerima bahwa Tuhan memperlakukan mereka secara sewenang-wenang tanpa memberi tahu apa alasannya. Ini jelas merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Ayub. Di tengah-tengah semua kehilangan dan penyakit yang ia alami, istrinya bukannya mendukungnya, tetapi bahkan mengeluarkan kata-kata seperti itu. Ayub sangat terpukul dengan desakan istrinya dan menolak desakan istrinya, "Engkau berbicara seperti perempuan gila." ayat 10a. Kata 'gila' dapat diartikan 'bodoh'. Francis I. Andersen mengatakan ,"Apa pun yang terletak di balik kata-katanya, Ayub menolaknya dengan kemurkaan. Tetapi ia tidak menyebutnya 'jahat', tetapi hanya 'bodoh', yaitu tidak mempunyai ketajaman dalam membedakan. Ia berpikir Tuhan telah menemukan apapun yang salah dengan apa yang telah terjadi padanya." Kebodohan perilaku sang istri makin menajamkan hikmat dari kesabaran Ayub yang saleh. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ? ayat 10b. Ayub mengatakan keyakinannya bahwa segala sesuatu , yang baik maupun yang buruk berasal dari Tuhan. Sikapnya sama seperti sebelumnya Ayub 121. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya ayat 10c. Dia tidak mengucapkan kutukan terhadap Tuhan sebagaimana dinubuatkan Iblis dengan penuh Memercayai Tuhan tidaklah berarti bahwa Dia senantiasa akan membebaskan kita dari kesulitan, demikian pula kesetiaan kepada Tuhan tidak menjamin kemakmuran dan keberhasilan. Ingatlah bahwa Tuhan ada ditengah-tengah pencobaan yang kita alami.
1 Allah. Dalam Alkitab, nama pertama yang olehnya Allah disebut adalah Allah. Dalam Perjanjian Lama, ada setidaknya tiga kata Ibrani yang berbeda untuk Allah, yaitu Elohim, El, dan Eloah, masing-masing dengan makna yang berbeda. Ketika diubah dengan ditambahkan ke nama-nama ini, maka dihasilkan nama majemuk. Elohim.
Pertanyaan Jawaban Kehidupan Ayub menggambarkan bagaimana seringkali manusia tidak menyadari cara Allah bekerja dalam kehidupan tiap orang percaya. Kehidupan Ayub memperhadapkan kita dengan pertanyaan yang logis, " Mengapa kejadian buruk menimpa orang yang baik?" Pertanyaan ini diulangi di sepanjang sejarah manusia, dan jawabannya tidak mudah dijelaskan, namun orang percaya tahu bahwa Allah tetap memegang kendali, apapun yang terjadi, dan tidak ada yang namanya kebetulan. Ayub merupakan orang yang percaya; ia tahu bahwa Allah bertakhta dan berdaulat, meskipun ia tak mengerti mengapa berbagai macam tragedi menimpanya. Ayub adalah seorang yang "saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan" Ayub 11. Ia mempunyai sepuluh anak dan merupakan orang yang kaya. Alkitab menceritakan bahwa pada suatu hari Setan hadir di hadapan Allah dan Allah membahas sosok Ayub dengan Setan. Setan menuduh bahwa Ayub hanya saleh karena Allah telah memberkatinya. Oleh karena itu, Allah mengizinkan Setan merenggut harta serta keturunan Ayub. Setelah itu, Allah mengizinkan Setan menyerang badan jasmani Ayub. Ayub berduka, namun ia tidak menuduh Allah berbuat salah Ayub 122; 427-8. Teman Ayub begitu yakin bahwa Ayub telah berbuat dosa yang layak dihukum, dan mereka memperdebatkan hal itu dengannya. Namun Ayub membela kemurniannya, meskipun ia mengaku ia ingin mati dan mengajukan pertanyaan. Seorang pria yang muda usianya, Elihu, berusaha menyuarakan pendapat menurut pihak Allah sebelum Allah Sendiri menjawab Ayub. Ayub pasal 38-42 mengandung persyairan yang begitu indah tentang kuasa dan kebesaran Allah. Terhadap jawaban Allah, Ayub memberi respon yang rendah hati dan bertobat, dengan mengaku bahwa dirinya telah berucap banyak tentang hal yang tidak ia ketahui Ayub 403-5; 421-6. Allah memberitahu teman Ayub bahwa Ia sedang marah terhadap mereka karena mereka telah mengatakan yang tidak benar tentang Dia, lain halnya dengan Ayub yang mengatakan kebenaran Ayub 427-8. Allah memerintah supaya mereka mempersembahkan kurban dan bahwa Ayub akan berdoa untuk mereka, dan Allah akan mengabulkan doa Ayub. Ayub melakukannya, kiranya mengampuni temannya atas kekasaran mereka. Allah memulihkan kebesaran Ayub dua kali lipat Ayub 4210 dan "TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu" Ayub 4212. Ayub hidup 140 tahun setelah peristiwa itu. Iman Ayub pada Allah tak pernah gagal, meskipun sedang berada di dalam situasi yang mengujinya dengan keras. Sulit dibayangkan jika kita kehilangan segala yang kita miliki dalam sehari – tanah, harta benda, bahkan anak. Sebagian besar orang yang mengalaminya bakal depresi dan mungkin juga mempertimbangkan bunuh diri setelah mengalami kehilangan yang begitu dahsyat. Meskipun ia depresi sehingga ia mengutuk hari kelahirannya Ayub 31-26, Ayub tak sekalipun mengutuk Allah Ayub 29-10 dan ia berpegang teguh pada pemahaman bahwa Allah berdaulat. Sebaliknya, ketiga teman Ayub, bukannya menghiburnya, malah memberinya saran yang buruk dan bahkan menuduhnya melakukan dosa yang sedemikian jahat sehingga Allah sedang menghukumnya dengan keras. Rupanya Ayub cukup mengenal Allah sehingga dirinya tahu bahwa Allah tidak bekerja dengan cara tersebut; sebaliknya, ia mempunyai hubungan pribadi yang cukup erat dengan Allah sehingga ia dapat berkata, "Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya" Ayub 1315. Ketika istrinya menyarankan supaya Ayub mengutuk Allah dan mati, Ayub menjawab "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ayub 210. Kesukaran Ayub, mulai dari kematian anaknya hingga kehilangan harta bendanya sampai kepada kesakitan fisik yang ia alami, ditambah lagi tuduhan mengada-ada dari temannya, tidak membuat imannya goyah. Ia mengenal Juruselamatnya dan ia tahu pada suatu hari Juruselamatnya bakal berpijak di bumi Ayub 1925. Ia mengerti bahwa hari-hari manusia telah ditakdirkan dan tidak dapat diubah Ayub 145. Dalamnya pemahaman rohani Ayub tampak di sepanjang kitabnya. Yakobus menyebut Ayub sebagai teladan ketekunan dengan menulis, "Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" Yakobus 510-11. Adapun beberapa fakta ilmiah dan sejarah yang direkam dalam kitab Ayub. Kitab ini menyiratkan bahwa dunia itu bulat jauh sebelum ilmu pengetahuan alam yang modern Ayub 2214. Kitab ini membahas dinosaurus — mungkin dengan nama lain, namun deskripsi Behemot versi Terjemahan Lama sangat serupa dengan dinosaurus — hidup berdampingan dengan manusia Ayub 4015-24. Kitab Ayub memberi kita pandangan sekilas di balik layar pemisah antara bumi dan surga. Pada awal kitab ini, kita melihat bagaimana Setan dan malaikat-malaikat jatuh lainnya masih diberi akses ke surga, dengan masuk dan keluar pada pertemuan yang diadakan disana. Yang jelas dari rekaman ini ialah bahwa Setan sedang sibuk menabur kejahatannya di bumi, sebagaimana tertulis dalam Ayub 16-7. Dan juga, rekama ini menunjukkan bagaimana Setan itu "pendakwa saudara-saudara kita," sesuai yang disebutkan dalam Wahyu 1210, dan juga kesombongan dan keangkuhannya, sebagaimana direkam dalam Yesaya 1413-14. Adalah mengejutkan melihat betapa lantangnya Setan menantang Allah; ia tak segan-segannya menantang Sang Maha Tinggi. Rekaman di dalam kitab Ayub ini menggambarkan Setan sebagaimana aslinya — sepenuhnya sombong dan jahat. Pelajaran terbesar yang kita peroleh dari kitab Ayub adalah bahwa Allah tidak wajib menjelaskan apa yang Ia lakukan atau yang tidak Ia lakukan. Pengalaman Ayub mengajar bahwa ada kemungkinan kita tak pernah memahami alasan mengapa kita menderita, namun kita harus tetap percaya pada Allah kita yang benar, berdaulat, dan kudus. Jalan-jalanNya sempurna Mazmur 1830. Karena jalan Allah adalah sempurna, kita dapat percaya bahwa apapun yang Ia lakukan — dan apapun yang Ia perbolehkan — juga sempurna. Kita tidak dapat memahami pikiran Allah secara menyeluruh, karena sebagaimana Ia jelaskan, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku...Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" Yesaya 558-9. Tanggung jawab kita pada Allah adalah menaati-Nya, mempercayai-Nya, dan tunduk kepada kehendak-Nya, baik paham atau tidak. Ketika kita melakukan hal itu, kita akan menemukan Allah di tengah ujian — bahkan karena ujian itu. Kita dapat melihat dengan jelas kebesaran Allah kita, dan bersama Ayub kita dapat berkata, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" Ayub 425. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Ayub? KesabaranNabi Ayub. Dikatakan bahwa Nabi Ayub diberi cobaan oleh Allah SWT seperti itu selama 18 tahun. Namun, luar biasanya, selama itu juga Nabi Ayub tidak pernah sekalipun mengeluh atau mengadu kepada Allah SWT. Dia terus bersyukur dan bersabar, tapi tetap berikhtiar, dengan cara tetap berobat dan beribadah.
بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم Kisah islamiah kali tentang wanita teladan, akan mengisahkan tentang sosok seorang istri yang kuat iman meskipun godaan Iblis datang bertubi-tubi. Dialah istri Nabi Ayyub Rahmah binti Ifrayin. Kita memang sering mendengar kisah Nabi Ayyub namun sangat jarang diceritakan tentang istrinya, istri yang sangat setia ini, tetap teguh pendirian Siapakah istrinya dan peranan dia dalam mendampingi suami yang tengah sakit parah sehari-harinya. Dia memiliki kesabaran dan kestiaan yang sangat tinggi. Dan dari dua sifatnya itu telah terbukti ampuh dalam menghalau bisikan iblis agar meninggalkan suaminya yang tengah sakit parah. Mari kita tengok sedikit kisahnya. Kisahnya. Salah satu wanita yang diceritakan dalam Al Qur’an, adalah Rahmah binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf dan istri dari Nabi Ayyub Sebagai anak yang terlahir dari keturunan Nabi, Rahmah memiliki pribadi yang mulia. Terlebih lagi ia diperistri oleh Nabi Ayyub Namun meski demikian, iblis tidak terima, tidak menghendaki apabila Rahmah berlaku baik pada suaminya. Waktu itu, Rahmah menjalani hidup seolah dalam kesempurnaan. Ia bergelimang harta kekayaan, anak yang banyak dan memiliki suami yang diangkat oleh Allah SWT sebagai salah satu Nabi-Nya. Itulah yang membuatnya selalu bersyukur dan semakin tekun beribadah. Namun, Allah SWT memiliki rencana lain terhadap Rahmah dan keluarganya. Suatu saat harta kekayaannya habis terbakar sehingga hiduplah Rahmah dalam kemiskinan. Akan tetapi itu tidak membuat keimanan Rahmah goyah, malah ia bisa bersabar dan meyakini bahwa segala sesuatu yang dia miliki, pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. Ujian dari Allah SWT. Allah SWT terus menguji keimanan Rahmah. Semua anaknya tiba-tiba meninggal dunia dalam waktu yang relatif singkat. Awalnya Rahmah merasa sedih, namun ia dengan cepat bangkit dan meyakini jika anak adalah titipan Allah SWT semata. Ia pun semakin rajin beribadah. Ujian berikutnya datang, suaminya mengalami sakit aneh dan menular. Akibatnya,ia dan suaminya diisolasi dan dikucilkan oleh warga karena takut tertular penyakit. Rahmah pun dengan ikhlas menggendong suaminya dan berjuang mencari nafkah untuk kehidupan mereka. Ia telah menunjukkan diri sebagai wanita yang setia dalam mendampingi suaminya, baik dalm keadaan suka maupun duka. Pada suatu hari ada seorang kakek yang datang ke rumahnya. “Wahai Rahmah, apakah engkau menginginkan suamimu sembuh,” kata kakek itu. “Iya, aku ingin suamiku sembuh dari penyakit anehnya, apakah yang bisa saya lakukan demi kesembuhan suamiku?” tanya Rahmah. “Kalau begitu, suruh suamimu sujud kepadaku, maka suamimu akan sembuh,bahkan kamu akan kaya kembali,” jawab kakek itu. Rahmah sempat bingung dengan pernyataan kakek itu, namun karena imannya kuat, dia tidak mau bersujud, karena kita bersujud hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, pikirnya dalam hati. Setelah ditolak, kemudian Rahmah menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya yang sedang terbaring lemah. Mendengar cerita istrinya, Nabi Ayyub terlihat tidak suka, ia menjeaskan bahwa kakek tua itu adalah jelmaan iblis yang hendak mengubah keyakinannya. Dan karena mendengar ketidaksukaan itu, Nabi Ayyub bersumpah untuk memukul Rahmah dengan seratus kali pukulan jika ia sembuh kelak. Nabi Ayyub Sembuh. Karena keteguhan suami istri ini dalam hal keyakinan, akhirnya Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub Nabi Ayyub sembuh total seperti sedia kala. Suatu hari, ketika Rahmah pulang dari bekerja, ia mendapati orang asing yang tengah shalat di dalam rumahnya. Rahma pun terperanjat kaget sembari menunggu lelaki misterius itu selesai shalat. “Wahai orang asing, siapa dirimu dan apa tujuanmu datang ke rumahku?” tanya Rahmah penuh waspada siapa tahu orang itu adalah jelmaan iblis lagi. Laki-laki itu menoleh dengan senyuman yang manis. “Akulah suamimu,” jawab lelaki itu penuh wibawa. “Tidak mungkin…meskipun kamu mirip suamiku, namun saat ini suamiku tengah sakit keras, mustahil kamu adalah suamimu,” kata Rahmah yang mencoba meneliti orang tersebut. “Demi Allah SWT, wahai istriku, sayalah suamimu, Allah SWT telah memberikan kesembuhan kepadaku,” kata Nabi Ayyub meyakinkan. Akhir yang Bahagia. Setelah meneliti dan yakin kalau orang yang ada di hadapannya itu adalah suaminya, Rahmah pun segera berlari dan memeluk Nabi Ayyub Ia kemudian bersyukur kepada Allah SWT. Dalam keadaan penuh bahagia itu, Nabi Ayyub kemudianteringat akan sumpahnya untuk memukul istrinya sebanyak seratus kali bila sembuh. Setelah mengutarakannya kepada Rahmah, istrinya itu pun tidak merasa keberatan dan siap menerima pikulan dari suaminya. Subhanallah…Rahma memang seorang istri teladan, jarang ada tandingannya. Bersamaan dengan itu, turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Ayyub agar melakukan sumpahnya dengan penuh rasa sayang dalam memukul. Allah SWT menyuruh Nabi Ayyub memukul isrtinya dengan pelan, dengan menggunakan seikat rumput lembut yang berjumlah seratus. Dengan demikian Nabi Ayyub tetap bisa melaksanakan sumpahnya, serta Rahmah tak merasakan sakit atas sumpah suaminya itu. Subhanallah…Allah menujukkan rasa sayang-Nya kepada Rahmah. Akhir cerita, keluarga Rahmah akhirnya dilimpahkan kembali rejeki dari Allah dengan sangat berlimpah. Dan Rahmah juga ditakdirkan hamil dan memiliki anak yang banyak lagi. Mendapat karunia yang tak terhingga itu, Rahmah bersyukur kepada Allah dengan sangat mendalam. Semoga banyak wanita yang bisa meniru teladan dari Ibu Salamh binti Ifrayin, cucu dari Nabi Yusuf ini. Sumber Kisah Islamiah
Namadalam Alquran: Ayyub: Nama dalam Alkitab: Job: Tempat tinggal: Batsaniah: Pusara: Hilla- Irak: Kerabat: Nabi Ibrahim: Agama: Monoteis: Dinukil dari Ibnu Abbas, mufasir abad pertama, bahwa setan telah menampakkan dirinya kepada istri Ayub dan berkata kepadanya: Aku akan menyembuhkan suamimu, asalkan setelah dia sembuh dia berkata bahwa
RangkaianNama Bayi Perempuan Kristen Dalam Alkitab. 1. Abigail Adriella : Anak perempuan kristen yang emmiliki tujuan hidup nan baik dan kelak diberkahi Tuhan. Abigail : bertujuan baik, indah. Adriella : Pengikut Tuhan. 2. Kirana Bella : Bayi perempuan kristen yang wajahnya cantik dan indah kala dipandang. Kirana : Cahaya.
Tulisanini merupakan sebuah analisis biblikal tentang kesadaran akan Allah melalui penderitaan di dalam kitab Ayub pasal 1 dan 2. Pokok bahasan ini sangat penting untuk dikaji kembali dengan
Namaanak lainnya ialah Zelafead yang hanya mempunyai anak-anak perempuan. BIS: Makhir mencarikan istri untuk Hupim dan Supim. Nama istri Makhir adalah Maakha. Anak Makhir yang kedua adalah Zelafead. Zelafehad tidak mempunyai anak laki-laki, hanya anak perempuan. TMV: Makhir mendapatkan isteri bagi Hupim dan Supim. Nama isteri Makhir ialah Maakha.
Kataintegritas dalam Alkitab pertama kali muncul dalam kisah Abraham dan Abimelekh. Dalam Kejadian 20:4-6, Abimelekh berdoa kepada Tuhan untuk jangan marah dan menghukum bangsa akibat ketidaktahuannya akan Sara yang adalah istri Abraham. Abimelekh mengatakan hal ini dilakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci (ayat 5).

Ayatayat ini memberitahukan kepada kita dua hal: Yang pertama adalah putra dan putri Ayub biasa berpesta, dengan banyak makan dan minum; yang kedua adalah bahwa Ayub kerap kali mempersembahkan korban bakaran karena dia sering mengkhawatirkan putra dan putrinya, takut mereka berbuat dosa, bahwa di dalam hati mereka, mereka telah meninggalkan Tuhan.

Ayubkini berpaling dari teman-temannya, yang rupanya tidak mengerti, dan berdoa kepada Tuhan. Perhatian Ayub yang terbesar selama semua percakapan adalah tentang Allah. Bahkan ketika ia berbicara tentang Allah dengan bentuk orang ketiga, Ayub senantiasa sadar akan kehadiran-Nya. Hati Ayub tidak pernah berpaling dari Allah yang dikasihinya.
Namun derita Ayub belum selesai. Sang istri yang sangat mengerti tabiat Ayub tak bisa menahan diri. Dengan lugas dia berkata, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayb. 2:9). Sudah jatuh, ketimpa tangga, lalu koma. Meski demikian, janganlah kita terlalu menyalahkan istri Ayub. Ia sangat mengenal Ayub.
  • Քи авሏ
  • Тէφըፔኩፔу игл ишищυ
  • Փ оπюма адеτ
    • Оቿዐдոփυшιն ժуζузοдриጶ ω ифիцαпխ
    • Слепሷւеч озխна εնቇск
  • Сев нዮ
Jakarta Viral di media sosial Facebook, sebuah Alkitab milik warga Desa Waimatan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata yang tersapu banjir bandang ditemukan dalam kondisi terkoyak dan penuh lumpur.. Baca Juga: Pemerintah Pusat Kucurkan Dana Rp150 M untuk Pengendalian Banjir di NTT Kendati demikian, saat ditemukan dalam posisi terbuka, terdapat kutiban nasihat Nabi Ayub
Lihatdefinisi kata "Ayub" dalam Studi Kamus Alkitab. Ayub Job's Piety and Prosperity ; Job and his family (BLAKE, William) Job and his family * (BLAKE, William) Arti nama: DIMANAKAH AYAH ? Istri: Tak disebut dan bukan penolong - Ayub 2:9: Anak laki-laki: 14 orang - Ayub 1:2, 42:13:
.